Jika saat itu aku punya keberanian, cinta
kita pasti tak akan berakhir seperti ini.
Jika saat itu kamu gigih, kisah kita pasti
tak akan menjadi begini.
Cinta pertama telah menorehkan luka di
hatiku.
Menyisakan malam-malam penuh derai air
mata,
mengingatkanku selalu kepadamu, pada cinta
kita….
Kita sering tidak mengerti apakah yang
dinamakan cinta.
Dahulu aku selalu berpikir cinta bisa
melampaui segalanya.
Saat itu aku tak tahu bahwa ternyata ada
kekuatan lain yang di sebut TAKDIR
Kita tak bisa melakukan apa pun untuk
mengubahnya dan hanya bisa menerimanya.
Ternyata mencintai seseorang bergantung
kepada takdir dari langit dan tak bisa di tentukan oleh diri sendiri.
Di
antara kami sama-sama menyimpan banyak sekali rasa tidak sampai dan tak ingin
berpisah.
Aku
sangat membenci diriku sendiri mengapa aku tidak pernah bisa mengatakan
padanya, aku mencintainya. Aku tidak pernah tahu seperti apa masa lalunya dan
tidak pernah bisa menggenggam masa depannya. Tetapi pada saat ini, aku tahu
dengan jelas dan pasti bahawa aku mencintainya. Tak peduli apapun yang telah dilakukan dulu.
Aku
berkali-kali mendapatkan kesempatan, tetapi pada akhirnya selalu melepaskannya
hingga melayang jauh. Aku mengira nanti masih ada jalan amat panjang untuk
dilalui, tetapi sekarang ini aku bersedia menukar dengan apapun, untuk kembali
lagi ke masa itu. Namun waktu tak pernah surut kebelakang. Tak ada kesempatan
untuk kembali.
Ibarat
nasi sudah menjadi bubur. Tak ada peluang untuk bisa kembali seperti sediakala.
Semua sudah kehilangan maknanya.
Jadi
yang bisa ku lakukan sekarang, hanya lah berjalan melewati yang terjadi,
tersenyum dan tertawa sebisa yang aku bisa.
“Pernah
ada seseorang yang mencintaiku dengan segenap jiwanya……”
0 komentar:
Posting Komentar