Mereka berkata bahwa aku kuat, mereka
berkata bahwa aku terlalu tegar.
Mereka selalu bertanya apa aku tidak sedih, apa aku tidak ingin
menangis.
Mereka bertanya kenapa dengan mudahnya
aku masih bisa tersenyum dan tertawa, riang kesana kemari. Padahal mereka tahu
apa yang sedang aku alami.
Mereka selalu bertanya apa aku tak ada
hati atau tak punya rasa.
Mereka selalu berkata dan memuji betapa
hebatnya aku.
Mereka berkata bahwa jika mereka berada
di posisiku mereka pasti akan hancur sekali, mengurung diri di kamar dan
menangis berhari-hari.
Aku hanya bisa tersenyum dan berkata “Terlalu
munafik aku, jika tidak merasakan hal seperti itu. Hanya saja aku berusaha
menguasai diri”
Mereka tidak tahu di sela senyumku, aku
ingin menangis.
Mereka tidak tahu di sela-sela tawaku
aku ingin berteriak, memukul-mukul hatiku yang sekarat.
Mereka tidak tahu saat aku riang kesana
kemari, sesungguhnya aku ingin berlari, berlari dan berlari. Agar rasa sesak
ini menghilang.
Namun yang aku lakukan mengambil
segelas air meneguknya hingga tandas, dan rasa sesak itu masih saja ada.
Masih ada !
Mereka tidak tahu bahwa air mataku
luruh tertumpa di saat aku sujud kepadamu Tuhan. Karna hanya engkau yang tahu,
karna hanya engkau yang mengerti.
Mereka tidak tahu bahwa aku tertidur
dengan air mata mengalir di pipi.
Mereka hanya tidak tahu.
0 komentar:
Posting Komentar